PALEMBANG, 1detik.asia-
Perayaan Cap Go Meh di Palembang kembali digelar sejak 6 Februari 2025, dengan puncak acara berlangsung pada 11 Februari. Festival ini menjadi bagian dari rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek yang jatuh 15 hari sebelumnya.
Namun, ada tradisi unik yang membedakan Cap Go Meh di Palembang dengan daerah lain, yakni ritual penyembelihan kambing jantan berwarna hitam.
Menurut Budayawan Tionghoa Palembang, Cik Harun, tradisi penyembelihan kambing hitam telah berlangsung turun-temurun sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, khususnya Siti Fatimah.
"Setiap daerah memiliki ciri khas masing-masing dalam perayaan Cap Go Meh. Di Palembang, tradisi ini menjadi bagian penting dalam ritual penghormatan kepada leluhur," ujarnya, Senin (10/2/2025).
Penyembelihan kambing hitam dilakukan tepat tengah malam di depan altar leluhur Siti Fatimah di Pulau Kemaro.
Dipilihnya kambing jantan berwarna hitam berkaitan dengan keyakinan masyarakat setempat bahwa Siti Fatimah adalah seorang muslim, dan kambing merupakan hewan yang halal bagi umat Islam.
Perayaan Cap Go Meh di Palembang erat kaitannya dengan kisah cinta legendaris antara Siti Fatimah, seorang putri dari Palembang, dan Tan Bun An, saudagar asal Tiongkok.
Dikisahkan, setelah memperoleh restu dari keluarga Tan Bun An di Tiongkok, pasangan ini kembali ke Palembang membawa hadiah berupa tujuh guci besar. Namun, saat Tan Bun An membuka guci-guci tersebut, ia menemukan isinya hanya sawi asin. Merasa kecewa, ia membuang guci-guci itu ke Sungai Musi.
Namun, ketika guci terakhir dibuka, ternyata di dalamnya terdapat emas. Sadar akan kesalahannya, Tan Bun An segera menyuruh pengawalnya untuk menyelam mencari guci yang sudah dibuang. Ia sendiri kemudian ikut terjun ke sungai, namun tidak pernah muncul kembali.
Mengetahui kejadian tersebut, Siti Fatimah juga ikut menceburkan diri ke Sungai Musi. Sejak saat itu, tempat mereka tenggelam diyakini menjadi asal-usul terbentuknya Pulau Kemaro, yang kini menjadi salah satu ikon wisata religi dan budaya di Palembang.
Selain ritual penyembelihan kambing hitam, Cap Go Meh di Palembang juga dikenal sebagai Festival Lentera Pulau Kemaro.
Selama perayaan berlangsung, ribuan masyarakat dan wisatawan memadati Pulau Kemaro untuk menyaksikan berbagai atraksi budaya, seperti barongsai, tarian naga, serta ritual doa bersama di klenteng.
Festival ini tidak hanya menjadi ajang perayaan keagamaan bagi masyarakat Tionghoa, tetapi juga simbol akulturasi budaya antara Tionghoa dan masyarakat Palembang yang telah berlangsung selama berabad-abad.
(Kemas Rahmad)
0 Komentar